Sunday, July 4, 2010

DOA SI KAYU BAKAR

Oleh : Ivan Wijaya

Tuhan Allah Maha Pencipta, Engkau menciptakan bumi dengan segala isinya dengan begitu sempurna, dengan segala manfaat dan fungsinya masing-masing. Seperti halnya dengan aku Kayu Bakar. Tuhan aku merasakan sakit yang begitu sangat; hidupku kulalui dengan penderitaan. Aku yang berasal dari pohon yang besar dan kokoh yang kemudian dipotong oleh manusia, aku dipisahkan dari akar dan daunku yang rimbun. Aku kemudian dikeringkan, dipotong-potong menjadi bagian yang kecil dan dibakar hingga aku menjadi debu.

DOAMU … HARAPANMU… ADALAH KEKUATANKU

Fajar telah menyingsing sudah
Harapan baru pun tiba
Pagi yang indah, udara yang sejuk, kicauan burung pipit
Mengawali hari baruku ini

Ku berjalan, melangkahkan kakiku
Menyusuri desa demi desa
Melwati kebun yang luas
Memandang hamparan sawah yang hijau

Walau,…
Lelah tampak dalam wajahku yang kusam
Keringat mengucur membasahi tubuhku
Kulit terbakar dan terasa perih Karena teriknya sinar sang surya,
Kutak mengeluh untuk terus berjalan

Meski telapak kakiku melepuh dan terasa sakit
Kutak menyerah dan putus asa
Dan tetap melangkahkan kaki dengan gagah dan mantap
Sembari memegang bendera doa dan pengharapan

Perjalanan yang penuh liku dan tantangan
Terbentang luas di depan mataku,…

Oh, Sang penguasa cahaya
Terangi langkahku dengan Cahaya-Mu
Agar kelak aku dapat mencapai tujuan
Menjadi Cahya-Mu menyinari dunia dengan Kasih-Mu


*inspirasi dari perjalanan gladi tangguh Tompas1 ke Tombatu

SECERCAH HARAPAN PAGI HARI

Bel berdentang,…

Tidak seperti biasanya; saat bel berdentang pagi pukul 08.00, kami biasanya berjalan teratur masuk ke ruang studi untuk kuliah, tapi pagi itu kami masih kasak-kusuk di dalam ruangan kamar masing-masing. Hal ini di karenakan kami sedang berkemas-kemas mempersiapkan perlengkapan pakaian yang akan kami pakai selama kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari. Kegiatan ini di namai “Gladi Tangguh” oleh pembimbing dan prakarsa kegiatan ini Bapak Edmund Umpun. Disebut Gladi Tangguh karena kami akan berjalan kaki melewati rute-rute yang telah ditentukan dengan jarak kurang lebih 45 km guna melatih fisik sekaligus berpastoral dengan umat-umat di stasi/daerah yang kami tuju.